Friday, January 9, 2015

Serunya Acara Talkshow dan Peluncuran 'Buku Pintar ASI dan Menyusui'

Hari Sabtu, tanggal 27 Desember yang lalu, saya--mewakili Kumpulan Emak Blogger--berkesempatan menghadiri acara peluncuran 'Buku Pintar ASI dan Menyusui' di Togamas Buah Batu.

Asyik! Bertambah lagi deh koleksi buku parenting yang nangkring di rak buku :D
(Dok. Pribadi)
Walaupun acaranya diselenggarakan di Kota Bandung, namun bukan berarti peserta yang hadir hanya orang Bandung saja. Banyak juga peserta yang sengaja datang dari luar kota seperti Jakarta, Bekasi, Garut, Sumedang, dan Subang. Keren! Lalu, jangan dikira semua pesertanya hanya ibu hamil dan ibu menyusui ya, para gadis dan ayah pun ikut serta dalam acara ini loh. Mantap deh!

Penandatanganan kolase Buku Pintar ASI dan Menyusui
kiri-kanan: Teh Monik, perwakilan dari Noura Books, Kang Veby, Kang Idzma
(Dok. Pribadi)
Acara talkshow yang dimulai pada pukul 10 pagi ini dipandu oleh Kang Idzma dari Ayah Asi Bandung sebagai moderator. Narasumbernya yaitu Teh Monik--penulis 'Buku Pintar ASI dan Menyusui'--serta Kang Veby--koordinator Ayah ASI Bandung.

Teh Monik menceritakan latar belakang di balik penyusunan buku ini. Ketika anak pertamanya lahir pada tahun 2005, Teh Monik tidak tahu tentang IMD (Inisiasi Menyusu Dini), tidak tahu posisi menyusui yang nyaman untuk ibu yang baru melahirkan secara SC (Sectio Caesarea), tidak tahu bagaimana cara menangani payudara yang bengkak, tidak tahu bahwa ibu hamil bisa tetap menyusui (tandem nursing), dan tidak tahu teknik menyapih yang baik. Begitu juga ketika anak keduanya lahir, Teh Monik tidak tahu bagaimana menangani anak yang menolak menyusu (nursing strike).

Pengalaman dua kali menyusui--yang bisa dikatakan tidak mulus--tersebut, membuat Teh Monik terus menggali ilmu tentang ASI dan menyusui. Selain belajar secara otodidak dari berbagai sumber, Teh Monik juga mengikuti Pelatihan Konseling Menyusui Modul 40 Jam WHO-UNICEF. Berbekal berbagai teori laktasi dan pengalaman praktis sebagai konselor menyusui di La Leche League (LLL), Teh Monik akhirnya menyusun buku ini.

Kang Veby dan Teh Monik
(Dok. Pribadi)
Masalah yang dirasakan Teh Monik dibenarkan oleh Kang Veby. Minimnya informasi tentang ASI dan menyusui menjadi penyebab utama gagalnya pemberian ASI. Selama ini referensi yang sering digunakan berasal dari 'katanya' (kata orang tua, kata tetangga, dan lain-lain) yang belum tentu terjamin kebenarannya, mitos atau fakta.

Oleh karena itu Ayah ASI dibentuk sebagai wadah sharing bagi para ayah yang peduli pada keberhasilan pemberian ASI. Peran ayah sebagai garda sangat penting dalam proses tersebut. Karena misalnya, ketika ibu sudah masuk ke dalam ruang persalinan, ayah lah yang harus berada di garis terdepan untuk memperjuangkan pemberian ASI bagi bayinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh AAP (American Academy of Pediatrics), ayah yang teredukasi dapat mendukung kesuksesan pemberian ASI.
Acara ini berlangsung secara interaktif. Bukan hanya Teh Monik dan Kang Veby saja yang membagikan pengalamannya. Beberapa undangan yang hadir pun turut menceritakan kisah dan pendapatnya masing-masing terkait ASI dan menyusui.

Neng Mirra menjadi undangan pertama yang menyampaikan pendapatnya. Neng Mirra ini masih gadis loh. Menyusui merupakan salah satu bentuk ibadah. Oleh karena itu, menurutnya sangat penting untuk mengetahui ilmu tentang ASI dan menyusui sebagai persiapan sebelum menikah.

Selanjutnya ada Teh Renny, perwakilan dari ibu hamil. Teh Renny sedang mengandung anak yang kedua. Berdasarkan pengalaman bersama anak pertamanya, Teh Renny merasakan intervensi yang berlebih dari orang tua. Ditambah lagi karena bekerja, akhirnya Teh Renny hanya bisa menyusui anaknya hingga 8 bulan saja. Menurutnya, semua ibu--dan ayah--harus bijak dalam memilih informasi, terutama di social media. Karena terkadang saat sedang terpuruk, orang-orang bukannya memberikan dukungan, tetapi malah menghakimi. Padahal every parent have their parenting style.

Bunda Ira dan suaminya kemudian bercerita mengenai pengalamannya menyusui bayi kembar--Carissa dan Cassidy. Karena pemberian ASI untuk anak pertamanya tidak optimal--7-8 bulan saja, maka mereka berkomitmen untuk memberikan ASIX (ASI Eksklusif) dan menyusui hingga dua tahun pada anak keduanya. Namun keraguan tiba-tiba menghampiri ketika dokter memberi tahu bahwa anak kedua mereka ternyata kembar. Mampukah? Beruntung, mereka bisa berkonsultasi pada Teh Monik. Sehingga sejak awal kehamilan, mereka sudah mempersiapkan semuanya, termasuk mencari Rumah Sakit dan dokter yang mendukung IMD. Syukurlah, si kembar berhasil IMD meskipun dilahirkan secara SC, dan masih disusui hingga saat ini mereka berusia 21 bulan.
Pemberian ASIX harus disertai dengan pengamatan kurva pertumbuhan bayi.
Lalu, Ibu Nani memaparkan pengalamannya sebagai Kepala Bidan di Desa Cimerang, Padalarang. Di tempatnya, hanya sekitar 10-12 ibu yang memberikan ASIX kepada bayinya. Padahal penyuluhan dan sosialisasi sering dilakukan. Masalahnya, selama produsen susu formula masih gencar memasarkan produknya, maka hal tersebut akan menjadi bumerang bagi bangsa ini. Walaupun daya tahan tubuh bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi yang diberi susu formula, namun pada kenyataannya, saat ini susu formula masih banyak diminati karena bayi yang diberi susu formula cenderung lebih gemuk.

Terakhir, yaitu Ibu Ani yang sengaja datang dari Bekasi untuk menceritakan kisah perjuangannya demi kesehatan anak pertamanya yang lahir kurang bulan dan tidak mau menyusu. Maka sang bayi pun diberi madu dan pisang meskipun usianya baru 2 hari. Rupanya anak Ibu Ani menderita Hirschsprung's disease dan dioperasi ketika usianya 21 hari. Syukurlah kesehatan anak Ibu Ani cepat pulih karena ditangani oleh dokter yang Pro ASI.
Hirschsprung's disease: Cacat bawaan pada usus, yaitu tidak adanya saraf pada usus besar sehingga bayi tidak bisa BAB. Hal ini harus dideteksi sedini mungkin agar dapat dioperasi secepat mungkin. Salah satu caranya yaitu dengan memastikan bahwa bayi sudah mengeluarkan mekonium--BAB pertama--maksimal 24 jam setelah kelahirannya.

Para undangan yang telah ikut berpartisipasi menceritakan pengalamannya
kiri-kanan: Ibu Ani, Neng Mirra, Ibu Nani, Teh Renny, Bunda Ira, Teh Monik
(Dok. Pribadi)
Seru! Dari acara ini, saya mendapatkan banyak sekali ilmu tentang ASI dan menyusui. Baik dari Teh Monik, Kang Veby, para undangan yang berbagi pengalamannya, sesi tanya jawab, bahkan dari kuis. Sebagian besar isinya memang sudah saya ketahui--dan praktekkan, tapi tidak sedikit juga hal-hal yang baru saya ketahui pada hari itu.

Berikut beberapa catatan yang saya highlight (karena merupakan pengetahuan baru yang saya dapatkan) dari sesi tanya jawab.
Induksi laktasi (menyusui tanpa hamil terlebih dahulu) bisa dilakukan dengan cara menstimulasi payudara ibu setiap 30 menit sekali, setiap hari, selama 2 minggu. Dengan didampingi oleh konsultan laktasi, tentunya.
Wow…. Pasti sangat melelahkan, meskipun pasti setimpal dengan hasilnya :)
Rooming in bukan hanya berarti bahwa ibu dan bayi dirawat dalam kamar yang sama, tetapi berada di atas satu kasur yang sama. Ibu dan anak melakukan skin to skin contact selama 24 jam. Apabila ibu melahirkan melalui proses SC, maka skin to skin contact dilakukan 30 menit setelah sang ibu sadar. Sambil menunggu, skin to skin contact bisa dilakukan bersama ayah.
Ah…. That would be a lovely moment…. Baru membayangkannya saja sudah membuat saya terharu :')

Sudah, itu saja? Eits, masih ada lagi loh yang membuat mata saya berkaca-kaca di acara ini. Yaitu dua video yang diputar persembahan dari Teh Monik dan juga dari Ayah ASI Bandung. Video makjleb dari UNICEF yang dipersembahkan oleh Teh Monik bisa dilihat di sini. Kalau video dari Ayah ASI Bandung, isinya adalah kumpulan foto para ayah bersama anaknya masing-masing. Ada ayah yang hobi motor, hobi naik gunung, hobi memelihara ular, bahkan ada pula ayah yang bertato, tapi bukan berarti hobi tersebut menjadi penghalang bagi mereka untuk menjadi ayah ASI.

Cuplikan video dari Ayah ASI Bandung, so sweet….
(Sumber)
Selain bertabur ilmu, acara ini juga bertabur hadiah yang sudah dipersiapkan untuk para peserta yang berhasil menjawab pertanyaan kuis. Pertanyaannya mudah kok.
  • Apakah bentuk payudara mempengaruhi jumlah ASI?
  • Apakah ibu menyusui boleh memakan makanan yang pedas?
  • Apakah ibu menyusui boleh minum air dingin?
  • Disebut apakah penutup payudara yang berfungsi untuk menahan ASI agar tidak rembes?
  • Apakah yang dimaksud dengan mastitis?
  • Apakah yang dimaksud dengan oksitisin dan prolaktin?
Ayo, bisa menjawab pertanyaan di atas tidak? Kalau belum bisa, padahal saat ini sedang hamil atau bahkan sedang menyusui, berarti wajib membaca 'Buku Pintar ASI dan Menyusui'. Saya sudah membaca, dan isinya lengkap sekali. Pokoknya sangat recomended bukan hanya untuk ibu yang sedang hamil atau menyusui, tetapi juga untuk para ayah, para calon orang tua baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah, serta siapapun yang peduli pada keberhasilan pemberian ASI.

Bisa menjawab pertanyaan di atas, bahkan sudah berhasil memberikan ASI? Alhamdulillah.... Tapi, ingat pesan ini yah….
Mendukung ibu menyusui berarti menemani bukan menghakimi. Sukses menyusui tidak perlu membuat ibu menjadi sombong dan menghakimi sehingga membuat ibu yang lain merasa down. Harus lebih bijak juga dalam menyikapi media sosial.
Setuju? Sip :)

Foto bersama Teh Monik
(Dok. Pribadi)
Oleh-oleh, goodie bag dan door prize
(Dok. Pribadi)
Psst, tunggu review 'Buku Pintar ASI dan Menyusui' karya Teh Monik di blog ini ya ;)

51 comments :

  1. keren.... mau juga punya bukunya deh kalo seperti ini caranya hahaha

    ReplyDelete
  2. Setuju mak, berhasil menyusui bukan berarti boleh menghakimi ibu2 yg tdk bisa menyusui. Mungkin saja karna ada faktor tertentu yg mmbuat si ibu tdk menyusui. Slah satunya bisa jd karena puting tdk keluar. Cuma sy kadang2 sedih mak, kalau melihat ibu2 yg menolak nyusuin anakny krena takut payudaranya kendor. Hhhhhhh. Tfs y mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. di buku itu, dijelasin alasan2 yg menyebabkan beberapa ibu ga bisa menyusui :)

      Delete
  3. Pengalaman dulu waktu habis SC, sulit sekali menyusui..sambil menahan perih, Alhamdulillah jadi serasa nikmat menyusui. Sayangnya saya tidak besi menyusui full sampai 6 bln, krn terbentur waktu kerja yang bermobilitas tinggi (wara-wiri liputan), jadi hanya bisa menyusui sampai 3,5 bulan. Reportasenya bermanfaat sekali Mak..:) Jadi kepengin beli bukunya.

    ReplyDelete
  4. induksi laktasi...masih kurang mudeng aku mbak,itu maksudnya untuk yg belum hamil gitu??bagus acaranya mbak,tfs mbak lia :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba... untuk ibu yang mengadopsi anak dan ingin menyusui anaknya ;)

      Delete
  5. Alhamdulillah meski belum pernah IMD, sempat bingung puting 9 hari, bisa menyusui hingga 25 bulan 12 hari tentu diakhiri dengan WW :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. *toss* saya jg gagal imd, tp alhamdulillah bisa menyusui sampai 26 bln :D

      Delete
  6. Oh ayah juga harus terlibat yaaa, biar asi nya banyak dan lancar :-)

    ReplyDelete
  7. Mupeng sama tas dari talkshownya :))

    Baguslah, bertambah lagi buku tentang ASI dan menyusui :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, menambah referensi terpercaya tentang asi & menyusui :)

      Delete
  8. catatan penting nih,...beberapa penjelasannya saya copas, untuk menambah ilmu pengetahuan,.. terimakasih mbak

    ReplyDelete
  9. Keren banget ada Ayah ASI. Wadah yg bner2 peduli isteri dan anak ya, Mbak.

    Aca dan bukunya bermanfaat!

    ReplyDelete
  10. Buku yg berisi banyak pengetahuan n bagus buat di miliki :)

    ReplyDelete
  11. Aaak... aku mau bukunyaaa. Bagusss deh, udah keliatan banget. Maunya selain buat diri sendiri, tapi juga buat kado orang lain :')

    ReplyDelete
  12. Apabila para ibu-ibu sedang mencari nutrisi untuk ibu hamil dan menyusui konsumsi dengan Fenza aja hehehe

    ReplyDelete
  13. Salut banget sama ayah ASI..semangat dukung istrinya n pasti produksi ASI nya jadi ningkat ya kl suaminya care gini :)

    ReplyDelete
  14. keren banget ya Ayah ASI, menyusui ternyata ngga hanya tugas mak aja..

    ReplyDelete
  15. hi hi jadi pengen py baby lagi nih....*looh...

    ReplyDelete
  16. bukunya bakal bermanfaat banget bagi yang sedang atau akan memberi ASI. Atau bagi lingkungan sekitar ibu yang memberi ASI :)

    ReplyDelete
  17. jadi ingat waktu pertamakali berjuang menyusui anak pertama. suster sempat menawarkan sufor tapi saya keukeuh ingin ASI. Dibantu saudara, saudara yg pegang bayi berusaha disusukan ke saya yg berbaring karena belum bisa duduk habis operasi. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang blum smua nakes & faskes mendukung ASI Eksklusif yah :(

      Delete
  18. Semoga makin banyak ibu-ibu yang memberikan ASI pada bayinya ya

    ReplyDelete
  19. huhuuuuu, Alhamdulillah aku bisa merasakan mengasi meskipun sebentar. hiks

    ReplyDelete
  20. meskipun saya belum menikah, tapi saya mendukung gerakan ASI eksklusif, semoga nanti saya juga bisa

    ReplyDelete
  21. Persiapan untuk program baby selanjutnya keren ni buku ;)

    ReplyDelete
  22. Artikel yang bagus, semoga sukses selalu

    ReplyDelete