Sunday, June 29, 2014

Ikut Serta Dalam Pengendalian TB, Yuk!

Sumber
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang mematikan. Tetapi, TB bisa disembuhkan, asalkan penderita TB mendapatkan pengobatan secara memadai. Sayangnya, sampai sekarang, setiap tahunnya, masih terdapat sepertiga kasus TB yang belum terjangkau atau tidak mendapatkan pengobatan.

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Di antaranya:
  • Penderita TB, merasa tidak perlu memeriksakan dirinya, sehingga akhirnya tidak mendapatkan pengobatan yang memadai. Bisa terjadi karena kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai TB, karena faktor ekonomi, atau karena adanya perasaan malu dan rendah diri.
  • Penderita TB tidak bisa memeriksakan dirinya dan tidak bisa mendapatkan pengobatan yang memadai. Bisa terjadi karena tidak adanya fasilitas kesehatan, atau karena lingkungan yang terisolasi sehingga sulit untuk mengakses fasilitas kesehatan.
  • Penderita TB memeriksakan dirinya, namun tidak mendapatkan pengobatan yang memadai. Bisa terjadi karena kurangnya kemampuan petugas kesehatan untuk mendeteksi penyakit tersebut, atau karena hasil tes laboratorium yang tidak akurat.
Sumber
Sebagai kemitraan berskala internasional, WHO dan Stop TB Partnership, sedang mengupayakan kampanye untuk menjangkau sepertiga kasus TB yang belum tertangani tersebut. Yaitu:
  • Find. Penderita TB harus ditemukan, karena apabila dibiarkan, penyakit tersebut bisa menimbulkan kerugian sosial dan ekonomi, bahkan bisa menyebabkan kematian yang tentu akan menimbulkan kerugian sosial dan ekonomi yang lebih tinggi.
  • Treat. Penderita TB harus mendapat penanganan, karena apabila tidak, seorang penderita TB dapat menularkan penyakitnya pada sepuluh orang setiap tahunnya.
  • Cure. Dengan penanganan yang tepat, diharapkan seluruh penderita TB bisa sembuh.
Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk mendukung keberhasilan kampanye tersebut? Tentu saja kita tidak perlu mengambil pusing soal fasilitas dan tenaga kesehatan. Biarlah hal itu menjadi urusan Kementerian Kesehatan. Namun bukan berarti kita harus diam saja. Kenapa? Pertama, karena kita tidak ingin kan kita sendiri atau orang-orang terdekat kita terpapar TB? Kedua, karena kita mempunyai hati nurani. Tidak mungkin kan kita membiarkan TB ini terus menjadi masalah utama masyarakat Indonesia? 

Tapi bagaimana caranya? Kita dapat memulainya dari hal yang paling mudah. Yaitu:
  • Learn. Bagi kita yang memiliki akses terhadap informasi yang tidak terbatas, dapat memanfaatkan hal tersebut untuk mencari segala informasi yang benar tentang TB. Mulai dari penyebabnya, gejalanya, penularannya, hingga pengobatannya. Semua itu bisa didapatkan dari buku misalnya Buku Pintar TB, internet misalnya website TB Indonesia, brosur, seminar, workshop, dan lain-lain.
  • Share. Kita dapat membagikan informasi tentang TB yang sudah kita serap, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Kita bisa mulai dengan berbagi informasi di lingkungan dan komunitas sekitar kita, atau bisa juga berbagi informasi sesuai dengan kesenangan masing-masing. Misalnya, bagi yang senang menggambar bisa membuat poster, bagi yang senang menulis bisa membuat artikel di blog dan media cetak, atau bagi yang senang eksis bisa membagikannya melalui media sosial.
  • Action. Kita juga bisa berbuat lebih jauh dengan melakukan tindakan langsung turun ke lapangan dan menjadi kader TB. Misalnya dengan bergabung dalam Jaringan Peduli Tuberkulosis Indonesia (Japeti) atau Komunitas Peduli TB di daerah masing-masing. Komunitas tersebut tidak hanya berusaha untuk menjangkau sepertiga kasus TB yang belum ditemukan, tetapi juga menjangkau kasus TB pada kelompok rentan karena bekerjasama dengan berbagai komunitas seperti LSM HIV-AIDS, LSM anak, dan lain-lain.
Dok. Pribadi
Melalui tulisan ini saya mengajak setiap pembaca untuk ikut serta dalam penanggulan TB. Iya kamu, kamu, dan kamu. Sesuai dengan kemampuannya, apapun bentuknya. Kalau bukan kita, siapa lagi? :)

~~~

Referensi:
  • http://www.stoptb.org/assets/documents/resources/publications/acsm/WORLD_TB_DAY_BROCHURE_14March.pdf
  • http://www.tbindonesia.or.id/
~~~

Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition: Temukan dan Sembuhkan Pasien TB
(Serial 7: Peran Masyarakat dalam Pengendalian TB)


Saturday, June 28, 2014

Untuk Kita, Mah…

Zaman masih ABG, saya sering sekali bertengkar dengan ibu saya (Mamah). Itu karena kami sama-sama keras kepala. Istilah Sundanya sih, pakeukeuh-keukeuh, hihihi…. Selain keras kepala (yang untungnya sekarang ini sudah bermetamorfosis menjadi sama-sama mencoba untuk saling mengerti), masih banyak kesamaan kami yang lain. Salah satunya kesamaan hobi.

Menari
Ketika SMA, saya memilih tari sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Tahun kedua, kegiatan tari yang saya jalani semakin padat. Selain karena menjadi pengurus, juga karena banyak event yang kami ikuti (baik kompetisi ataupun pentas biasa). Menjelang pentas, latihan pun semakin intensif. Setiap hari, dan bisa sampai malam, bahkan pagi.

Tentu saja, kegiatan tersebut membuat Mamah khawatir. Beliau melarang saya untuk menari lagi, karena takut mengganggu waktu belajar saya. Walaupun saya tidak menghiraukan larangannya (dan berjanji baru akan tidak aktif lagi di ekskul tari apabila sudah masuk tahun ketiga), namun tetap saja saya merasa sedih, merasa hobi saya tidak didukung.

Kenyataan yang mencengangkan, saya ketahui ketika pelatih tari bercerita bahwa dia pernah bertemu dengan teman kerja Mamah dalam sebuah pesta. Dari teman kerja Mamah, pelatih tari saya mengetahui bahwa Mamah sering bercerita (tentunya dengan ekspresi bangga) tentang saya dan kegiatan tari saya. Rasanya terharu mengetahui bahwa sebenarnya Mamah bangga pada saya. Larangannya hanya bentuk kekhawatiran orang tua pada anaknya. Kekhawatiran yang tidak terbukti, karena setelah lulus dari SMA, saya diterima kuliah di institut teknologi di Bandung (dan lagi-lagi memilih tari sebagai kegiatan lain di kampus) :p

Beberapa waktu yang lalu, Mamah pernah bercerita bahwa waktu masih gadis, beliau juga sempat berangan-angan untuk menjadi penari. Sayang, hobinya tersebut tidak tersalurkan, karena Mamah hanya berani menari sendiri di dalam kamar. Nah, sebulan setelah menikah dengan Papah, sepulang dari menonton Flash Dance di bioskop, Mamah menari-nari sendiri di dalam kamar, namun setelahnya langsung mual dan pusing. Ternyata mualnya bukan karena menari, tetapi karena sudah ada saya di dalam kandungannya, hohoho…. Wajar kan kalau saya hobi menari juga (walaupun sekarang saya juga sudah pensiun menari) ;) 

Menulis
Sebagai lulusan Sastra Inggris, Mamah juga hobi menulis. Dulu, Mamah pernah membuat tulisan dan mengirimnya ke media cetak, tetapi tidak ada yang berhasil dimuat. Mamah juga pernah bercita-cita untuk menyusun sebuah buku, tetapi sampai sekarang belum tercapai. Sekarang ini Mamah bekerja di Bagian Humas dan selalu menulis laporan perjalanan untuk ditayangkan di website kantor. Lumayan lah, setidaknya hobinya bisa sedikit tersalurkan :D

Meskipun baru beberapa tahun ini saya mulai menekuni hobi menulis (sejak Jav lahir dan saya berhenti bekerja), namun beberapa cerpen saya sudah pernah diterbitkan dalam buku antologi (semoga suatu saat bisa menerbitkan novel…). Selain itu beberapa tulisan saya juga sudah pernah dimuat di media cetak.

Prestasi yang tidak seberapa. Namun saya berjanji untuk terus mengembangkan hobi ini. Selain sebagai sarana untuk berekspresi, saya juga ingin mempersembahkan pencapaian yang saya dapatkan dari hobi menulis ini untuk Mamah…. Demi hobi saya sendiri…. Juga demi hobi Mamah yang belum sempat tersalurkan….

Saya - Mamah - Jav (Dok. Pribadi)
Psssttt.... Meskipun belum bisa disebut hobi, tapi saya dan Mamah senang liburan bersama. Bahkan, kami pernah berharap bisa mencoba wisata pesiar mewah atau camping dengan fasilitas ala hotel hihihi....

~~~

Tulisan ini diikutsertakan dalam "3rd Giveaway : Tanakita - Hobi dan Keluarga".


Tuesday, June 24, 2014

Seblak Siomay

Udah lamaaa banget, saya pengen seblak siomay yang dijual di depan komplek. Penasaran aja, kalau seblak makaroni atau seblak ceker kan bisa bikin sendiri. Tapi kalau seblak siomay, saya enggak tau bisa dapetin siomay keringnya di mana.

Karena lokasinya yang berada di pinggir jalan, juga antriannya yang enggak pernah pendek, saya belum kesampaian beli sendiri. Susah kalau sama Jav, pasti suasananya enggak bisa kondusif. Apalagi harus bersaing sama anak-anak SMA. Titip sama suami, enggak pernah dibeliin. Alesannya, enakan seblak buatan saya. Aroma bawang putih dan kencurnya lebih terasa hihihi...

Ternyata, pulang dari nganterin Jav ke Posyandu, saya nemu siomay kering di Koperasi Komplek. Seneng banget! Langsung deh dibikin seblak.

Dok. Pribadi
Bahan:
  • 1 bungkus siomay kering
  • 1 butir telur ayam yang sudah digoreng orak-arik
  • 1 batang daun bawang, iris
  • Garam secukupnya
  • Merica secukupnya
  • Air secukupnya

Bumbu yang dihaluskan:
  • 1 siung bawang putih
  • 1 cm kencur
  • 3 buah cabai merah keriting
  • 5 buah cabai rawit merah (domba)

Cara membuat:
  • Tumis bumbu halus.
  • Masukkan siomay dan telur orak-arik, lalu aduk rata.
  • Tambahkan air.
  • Masukkan garam, merica, dan daun bawang.
  • Masak hingga bumbu meresap dan air menyusut.
  • Hidangkan selagi hangat.

Kalau seblak kerupuk kan teksturnya kenyal ya. Nah kalau seblak siomay ini sengaja enggak saya masak terlalu lama, supaya masih terasa kriuk-kriuknya. Lumayan lah, jajanan murah meriah. Daripada ngantri, mending bikin sendiri. Lebih terjamin kebersihannya :)

Monday, June 16, 2014

Selamat Ulang Tahun, Pah…

Sumber
Delapan belas tahun yang lalu….
Ayah lah yang menemani saya (dan adik saya) belanja baju lebaran. Sudah dipastikan, acara belanja akan berakhir kacau apabila ibu saya yang menemani. Saya memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam memilih baju. Karena kesal, biasanya ibu saya akan mengomeli saya, membuat saya semakin tidak mood memilih baju. Makanya, saya lebih senang diantar belanja oleh ayah saya. Dibanding ibu saya, beliau memang lebih sabar menemani saya memilih-milih pakaian.

Delapan tahun yang lalu….
Ibu saya terkejut ketika tiba-tiba saya sudah bisa mengajukan sidang tugas akhir. Seperti saya, beliau memang tidak suka begadang, sehingga tidak memperhatikan bahwa selama dua bulan terakhir, saya sering begadang menyusun tugas akhir. Ayah lah yang selalu menemani saya begadang. Kami duduk bersebelahan di hadapan komputer masing-masing. Beliau sibuk dengan pekerjaan, sementara saya sibuk dengan tugas akhir. Beliau juga lah yang selalu membuatkan mie instan untuk saya, kala perut saya mulai keroncongan setelah lewat tengah malam. Mie instan plus tomat paling enak ya buatan ayah saya.

Tiga tahun yang lalu….
Suatu sore, hujan turun rintik-rintik. Di rumahnya, ayah saya membeli baso tahu dari tukang baso tahu keliling. Beliau menelepon saya dan menawarkan baso tahu. Tentu saja saya menerima tawaran tersebut (maklum ibu menyusui kan pasti laper terus) dan meminta ayah saya untuk menyuruh tukang baso tahu itu ke rumah saya. Beberapa menit kemudian, bukan tukang baso tahu yang datang, tapi ayah saya yang membawa sepiring baso tahu, hujan-hujanan. Pakai payung sih, tapi tetap saja…. Katanya, kasihan saya sedang sendiri di rumah. Jadi beliau mau pegang Jav, supaya saya bisa menikmati baso tahu dengan tenang.

Hari ini….
Alhamdulillah usia ayah saya sudah genap 62 tahun. Beliau sudah tidak betah berlama-lama belanja, tapi masih selalu ada setiap saya membutuhkan. Kasih sayangnya pada saya tidak pernah berubah.


Selamat ulang tahun, Pah…. 

Semoga panjang umur, sehat selalu dan dilindungi Allah SWT….


Dok. Pribadi

Thursday, June 12, 2014

The Liebster Award: 66 Things About Me

Pasti udah pada tau kan tentang Liebster Award ini? Award persahabatan dari dan untuk para blogger. Ini aturannya:
  1. Membuat postingan tentang The Liebster Award di blog masing-masing.
  2. Ucapan terima kasih pada yang memberikan tongkat estafet award ini padamu dengan menyertakan back link ke blognya.
  3. Share 11 hal mengenai dirimu.
  4. Jawab 11 pertanyaan yang diberikan kepadamu oleh si pemberi estafet.
  5. Pilih 11 blogger yang menerima award darimu, dan beri mereka 11 pertanyaan tentang  hal yang ingin kamu ketahui dari mereka.
Terima kasih untuk Mak Muna, Mak Ila, Mak Damae, Mak Mita, dan Mak Ipeh yang memberi award ini. Maaf responnya lama. Karena menulis 11 hal tentang diri saya plus menjawab 55 pertanyaan, ternyata membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Apalagi pertanyaannya susah-susah :p

So, ini 11 hal tentang diri saya.
  1. Nama lengkapnya Nathalia Diana Pitaloka. Tapi biasa dipanggil Nathalia, Lia, Nath, atau Donath.
  2. Putri sulung dari dua bersaudara yang kini sudah mempunyai satu orang anak.
  3. Plegmatis.
  4. Suka terlihat judes padahal baik hati :p
  5. Pecinta makanan pedas dan makanan berkeju.
  6. Bukan pecinta hujan.
  7. Enggak tahan sama AC dan asap rokok.
  8. Lebih suka beli buku daripada beli baju.
  9. Mantan peneliti yang berubah haluan, berusaha untuk menjadi penulis yang bukunya diterbitkan.
  10. Suka dengan permainan-permainan yang memacu adrenalin.
  11. Enggak bisa berenang, makanya takut banget sama air.
Ini 11 jawaban untuk pertanyaan dari Mak Muna.

1. Dari sekian banyak media, why ngeblog? Karena blog terasa lebih homey untuk menuangkan ide tulisan daripada di media lain.

2. Dari mana saja inspirasi menulismu? Dari mana-mana. Kebanyakan sih dari pengalaman sehari-hari.

3. Kalau ada kesempatan traveling dalam negeri kota mana di Indonesia yang sangat ingin kamu kunjungi? Kenapa? Pulau Maratua di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Pemandangan pantai, laut, dan langitnya bikin mata adem dan pikiran rileks.

Breathtaking... (Sumber)
4. Negara apa yang pengeeenn banget kamu datangi dan kenapa? Siapa sih yang enggak ingin keliling dunia…. Karena sampai sekarang saya belum pernah dapat kesempatan pergi ke luar negeri. Jadi untuk pemancing, saya ingin mulai dari New Zealand.

5. Buku genre apa yang paling kamu gemari? Apa alasannya? Romance. Untuk keseimbangan jiwa yang haus akan hal-hal berbau romance :))

6. Apa impian terbesar dalam hidupmu? Menikmati matahari terbit dari luar angkasa.

7. Andai ada kesempatan kembali ke masa lalu. Hal apa yang ingin kamu rubah dalam hidupmu? Menerima tawaran beasiswa S2 ke Belanda.

8. Siapa orang terpenting dalam hidupmu? Apa alasannya? Suami. Karena dia yang akan selalu menemani hidup saya hingga ajal menjemput. Insha Allah….

9. Bagimu me time adalah saat …. Baca buku sambil ngemil kalau Jav lagi tidur.

10. Sebutkan judul buku yang sangat kamu sukai atau sangat berpengaruh dalam kehidupanmu? 15 Hari. Karena ada FF saya yang berjudul 'Soto Koya' di buku tersebut (salah satu FF dari tantangan #15HariMenulisFF). Sebelum itu, saya enggak pernah bermimpi untuk menerbitkan buku.

11. Dari sekian banyak postingan dalam kedua blogku, sebutkan satu aja tulisan yang kamu paling ingat (atau suka)? Dan mengapa? Tulisan Berkunjung ke Negeri di Atas Awan. Membuat saya bermimpi untuk bisa camping di Bromo juga sama keluarga kecil saya.

Ini 11 jawaban untuk pertanyaan dari Mak Ila.

1. Sebutkan 3 hobi yang paling disukai! Menari, membaca, menulis.

2. Pake make up perlu ga sih? Kalo iya, biasanya pake apa aja? Perlu. Minimal pelembab, bedak, dan lipstik. Kalau datang ke acara formal, harus lebih lengkap lagi. Sebenarnya, saya enggak suka dandan, tapi kalau didandanin sih suka :D

3. Lebih suka investasi dalam bentuk apa? Logam emas, uang, atau deposito? Logam mulia (emas).

4. Kriteria rumah idamannya seperti apa? Mungil, adem, dikelilingi taman bunga.

5. Kalo boleh milih, suka naik kereta, pesawat, mobil, atau bus? Alasannya? Kereta. Naik mobil dan pesawat suka deg-degan.

6. Pernah ngrasain fobia? Fobia apa? Gimana cara sembuhnya? Enggak pernah.

7. Kasih tips dong menjalin silaturahim dengan teman baru. Menjaga komunikasi.

8. Sebutkan 3 makanan kesukaan! Ceker setan, lasagna, molten cake.

9. Ide nulis biasanya dari mana aja? Dari pengalaman sehari-hari. Anak, suami, buku, film, berita di TV, mimpi. Banyak.

10. Pernah merantau? Apa suka dukanya merantau yang pernah dialami? Belum pernah.

11. Sebutkan 5 tempat favorit yang paling pengen dikunjungi dalam lima tahun ke 
depan! Keliling Pulau Jawa dulu. Pantai-pantai di Banten (Tanjung Lesung, Sawarna, dll), pantai-pantai di Garut (Santolo, Cijayana, dll), pantai-pantai di Gunungkidul (Indrayanti, Kukup, Baron, dll), Bromo, Taman Nasional Baluran di Situbondo. Setelah itu ke Bali, Lombok, dan seluruh penjuru Indonesia. Aamiin :)

Taman Nasional Baluran (Sumber)
Ini 11 jawaban untuk pertanyaan dari Mak Damae.

1. Siapa Anda sesungguhnya? Agen CIA. Seorang perempuan yang sedang berusaha untuk menjalani perannya sebagai hamba Allah, istri, ibu, anak, saudara, teman, anggota masyarakat dengan sebaik mungkin. 

2. Apa makna hidup dan kehidupan untuk Anda? Bertujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

3. Apa arti “karya” di mata Anda? Hasil buah pikiran atau tenaga seseorang.

4. Apa hal paling berharga bagi Anda di dunia? Keluarga.

Harta paling berharga (Dok. Pribadi)
5. Bagaimana persepsi Anda tentang Indonesia hari ini? No comment. Sangat kaya (alamnya, sumberdaya manusianya), namun belum dikelola dengan optimal.

6. Hal apa yang membuat Anda mampu bangkit kala terjatuh? Orang tua. Jangan sampai apa yang sudah mereka berikan pada saya selama ini menjadi sia-sia.

7. Apa makna “bahagia” bagi Anda? Perasaan senang dan nyaman yang datangnya dari hati.

8. Anda ingin menjadi manusia yang seperti apa? Manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

9. Bagaimana awal mula Anda menjadi blogger? Terinspirasi dari blognya Suami Gila dan Kambing Jantan. Sekarang malah enggak pernah lagi main-main ke sana.

10. Bagaimana Anda memandang fenomena blogger hari ini? Bagus. Eksistensinya semakin dihargai.

11. Hal apa yang paling ingin Anda capai dalam dunia perbloggeran? Bisa menghasilkan pendapatan rutin dari blog.

Ini 11 jawaban untuk pertanyaan dari Mak Mita.

1. Pertama ngeblog kapan? Bulan Juni tahun 2007.

2. Kalau lagi males ngeblog biasanya ngapain? Baca buku.

3. Apa pendapat kalian tentang manusia instant yang sukanya copas seenaknya tanpa minta izin dan mencantumkan sumber? Kasihan. Apa yang mereka dapat dari tulisan hasil copas itu (penghargaan, kemenangan, hadiah, atau apapun) bukan benar-benar miliknya.

4. Suka musik? Lagu yang paling kalian suka apa? Suka. Lagu apa aja asal bukan lagu melow yang mendayu-dayu, tapi yang easy listening, bisa bikin badan goyang, dan pikiran rileks.

5. Buat yang masih sekolah, kuliah ataupun kerja alasan kenapa kalian memilih tempat yang sekarang kenapa? (Atau buat yang udah berkeluarga bisa pengalaman masa lalunya). Masa-masa awal kuliah di jurusan perencanaan wilayah dan kota, saya kaget karena meskipun jurusan teknik, tapi lebih banyak materi sosialnya daripada materi eksaknya. Alasan saya bekerja dan melanjutkan pendidikan S2 di bidang yang sama, lebih karena sudah terlanjur, ya mau bagaimana lagi heuheu…. Tapi saya enjoy juga kok, karena bidang yang saya dalami transportasi, lebih banyak eksaknya.

6. Apa pendapat kamu tentang “move on”? Berhenti mengingat meskipun tidak melupakan.

7. Saat mendengar kata “asing” yang terlintas dipikiran kamu apa? Tersendiri.

8. Buat seru-seruan aja, secara umum ; buat cewek, “lebih suka cowok romantis, kaku, atau urakan”? alasannya? Dan buat cowok, “lebih suka cewek yang modis, romantis, apa biasa aja?” alasannya? Cowok romantis. Karena cowok kaku atau urakan itu bikin gemes pengen nyakar-nyakar mukanya.

9. Pendapat kamu tentang Indonesia apa? Ya gitu deh…. Semoga dilindungi dari oknum-oknum penguasa yang tidak amanah.

10. Punya mimpi masa kecil yang luar biasa nggak? Alasannya kenapa? Ingin punya kemampuan super, teleportasi.

11. Pendapat kamu tentang blog saya apa? Jawab jujur ya, ngasih kritik juga nggak masalah xD Kotak hijaunya menyenangkan. Warnanya adem. Menu-menunya lengkap. Sebagai pecinta buku, yang paling saya suka review bukunya.

Dan ini 11 jawaban untuk pertanyaan dari Mak Ipeh.

1. Apa pendapat Anda tentang konsep Platonic Love? Enggak percaya. Kayanya enggak mungkin laki-laki dan perempuan yang tidak mempunyai hubungan darah bisa saling menyayangi tanpa ada rasa ketertarikan seksual.

2. Pernah punya pengalaman dengan alter ego? Enggak.

3. Sebenarnya penting atau tidak delayed gratification ala marshmellow test ? Waduh, saya awam banget dalam hal ini. Tapi kayanya penting yah. Malah saya jadi terpikir untuk nerapin ini pada Jav, supaya melatih kesabarannya.

4. Pilih mana? Satu ruangan dengan psikopat atau satu ruangan dengan orang gila ? Orang gila.

5. Seperti apa Anda memandang kehidupan? Hanya sekali. Harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

6. Menurut Anda penting tidak motivator? Penting.

7. Banyak yang bilang bahagia itu sederhana, jadi Anda akan bahagia jika? Sesederhana peluk-pelukan sama Jav saat hujan deras.

8. Buku apa yang paling Anda sukai? Buku-buku ringan yang menghibur seperti karyanya Sophie Kinsella, buku-buku yang menginspirasi seperti karyanya Tere Liye, buku-buku parenting.

9. Siapa penulis favorit Anda? Windry Ramadhina.

10. Apa favorit Quote dalam buku yang masih terngiang? Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu. (Andrea Hirata, Sang Pemimpi)

11. Lebih suka film dengan genre apa? Komedi romantis.

Fiuh! Akhirnya selesai juga. Sekarang award ini harusnya saya berikan pada 11 blogger lain. Tapi saya bingung. Sepertinya blogger-blogger yang saya kenal sudah dapet semua. Saya saja dapet 5 kali hihihi…. Hmmm, yang belum dapet, boleh loh mengajukan dirinya di sini :D Kalau ada yang mau, nanti saya update :)

Tuesday, June 10, 2014

Trip to Jogja #4: Bakpia Favorit


Siapa yang enggak tau bakpia? Pasti tau dong yah. Selain gudeg, bakpia juga merupakan makanan oleh-oleh khas Jogja. Kue yang rasanya legit ini terbuat dari kacang hijau yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Padahal, bakpia berasal dari bahasa Cina yaitu 'bak' yang berarti daging dan 'pia' yang berarti kue. Jadi bakpia adalah kue yang berisi daging. Namun, karena banyaknya masyarakat Jogja yang beragama Islam, maka isi bakpia yang pada awalnya berupa daging babi, diganti dengan kacang hijau.

Katanya, belum ke Jogja kalau belum beli bakpia. Begitu juga dengan keluarga kami. Makanya, sebelum menghadiri acara pernikahan, kami pun menyempatkan diri untuk belanja bakpia dulu.

Ditemani kakak sepupu, toko bakpia yang lebih dulu kami kunjungi yaitu Bakpia Kencana. Lokasinya berada di Pusat Oleh-Oleh Ambarketawang di Jalan Wates. Selain menyediakan bakpia original yang berisi kacang hijau, juga terdapat pilihan rasa lain seperti keju, cokelat, susu, ubi ungu, dan kumbu hitam. Karena tidak mengandung bahan pengawet, maka bakpia ini hanya tahan hingga lima hari saja. Nah, kalau ingin yang lebih tahan lama, pembeli bisa memilih bakpia crispy. Bakpia isi cokelat dan keju ini bisa tahan hingga sepuluh hari. Semua pilihan isi dapat dibeli dengan harga Rp 30.000 per kotak (isi 20 buah). Kecuali bakpia keju dan bakpia crispy yang harganya Rp 32.000 per kotak.

Dok. Pribadi
Favorit saya yaitu bakpia isi keju dan bakpia isi ubi ungu. Sebenarnya, selain di sini, ada juga toko lain yang menjual bakpia isi ubi ungu. Jenis bakpianya kering. Saya sih lebih senang yang ini, karena isinya terasa sangat lembut.

Dok. Pribadi
Sambil berjalan kembali menuju arah pulang, kami juga mampir dulu di Bakpiapia. Lokasinya masih berada di Jalan Wates, tepatnya di Ruko Bayeman Permai. Selain di sini, toko ini mempunyai sembilan outlet lain.

Dok. Pribadi
Bukan hanya desain toko dan kemasannya yang terlihat unik dan modern. Kulitnya renyah, serta pilihan isinya pun memberikan sensasi yang berbeda. Selain yang single seperti kacang hijau, keju, cokelat, ada juga yang blasteran seperti blueberry cheese, cappucino, janggut naga (abon sapi), cokelat blasteran (cokelat campur kacang hijau), keju blasteran (keju campur kacang hijau), pisang keju, nanas, durian, dan lain-lain. Harganya Rp 30.000 per kotak (isi 12 buah). Bakpiapia terasa spesial karena memadukan cita rasa klasik dan modern. Makanya, wajar apabila bakpia ini pernah menjadi hidangan resmi dalam acara royal wedding di Keraton Jogja. Karena tidak menggunakan bahan pengawet, bakpia ini juga hanya tahan hingga lima hari.

Dok. Pribadi
Favorit saya yaitu blueberry cheese dan cappucino. Namun rupanya saya harus kecewa karena waktu itu blueberry cheese-nya sedang kosong hiks... Karena bingung, akhirnya saya memilih kotak yang berisi berbagai campuran rasa. Oiya, Bakpiapia ini menyediakan layanan pesan antar juga. Bisa enggak yah diantar ke Bandung? Hihihi...

Monday, June 9, 2014

Creamy Mac n Cheese

Siapa yang suka makaroni...?

Siapa yang suka keju...?

Saya suka dua-duanya. So, mari kita buat Macaroni and Cheese.

Dok. Pribadi
Beberapa waktu yang lalu, saya nemu resep Mac n Cheese yang super simpel. Bayangkan, untuk membuatnya hanya butuh tiga macam bahan. TIGA! Bagi saya, tukang makan yang enggak suka masak yang ribet-ribet, resep ini bener-bener asyik.

Bahan:
  • 2 cangkir susu cair
  • 2 cangkir makaroni (saya pakai yang spiral)
  • 1 cangkir keju cheddar parut

Cara Membuat:
  • Masak susu dan makaroni.
  • Aduk terus dan jaga agar susu tidak mendidih.
  • Setelah makaroni al dente dan susu menyusut, tambahkan keju.
  • Aduk hingga keju meleleh.
  • Tambahkan garam secukupnya untuk menambah rasa.
  • Sajikan selagi hangat.

Dok. Pribadi
Enak loh. Padahal tanpa bawang, butter, dan lain-lain. Lumayan banget untuk kalau lagi males ke dapur. Terus, karena makaroninya dimasak dengan susu (bukan dengan air biasa), jadi rasanya creamy banget. Apalagi ditambah keju yang meleleh. Hmmm yummy :)

Sunday, June 8, 2014

Ekspresi Cinta Monumental: Ijab Kabul

Ijab kabul antara pacar suami dan ayah saya (Dok. Pribadi)

Saat ijab kabul dinyatakan sah oleh para saksi, maka sebuah ikatan suci pun terjalin. 

Bukan hanya ikatan yang membuat pacar suami menjadi halal bagi saya, ataupun sebaliknya.

Namun ikatan untuk saling setia, saling percaya, saling menghargai, saling menguatkan, saling mendukung, saling melindungi, saling mengingatkan, saling menerima kekurangan, saling memaafkan kesalahan, saling menyayangi, saling merindukan.

Ini adalah ikatan cinta paling monumental, untuk saling mencintai karena Allah SWT.

~~~

Foto ini diikutsertakan dalam Lomba Blog CIMONERS.


Friday, June 6, 2014

Cerita Hape Pertama: Tak Terlupakan

Unforgettable Sweet Seventeen
Bagi sebagian remaja, ulang tahun yang ke-17 merupakan momen spesial. Beberapa teman saya, mengadakan pesta untuk merayakan ulang tahunnya. Sedangkan saya, daripada pesta ulang tahun, saya lebih memilih hape sebagai hadiah ulang tahun.

Syukurlah, orang tua mengabulkan permintaan saya tersebut. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi untuk mempermudah komunikasi karena kegiatan saya di Star Eight (ekstrakurikuler tari di SMAN 8) membuat saya sering pulang malam, bahkan pulang pagi apabila sedang mendekati waktu pentas :p


Sebelum punya hape, komunikasi menggunakan telepon umum kartu (Sumber)
Sayangnya, sehari menjelang ulang tahun, sebelum mendapatkan hadiah yang sudah dijanjikan, saya harus mengalami kejadian yang tidak pernah akan terlupakan. Sore itu, tiga belas tahun yang lalu, hujan turun dengan sangat deras. Saya dan teman-teman Star Eight sedang latihan di salah satu ruang kelas. Namun saking derasnya, suara musik pun teredam oleh suara hujan. Akhirnya latihan rutin pun dihentikan. Kang Ali (pelatih tari) mengajak kami duduk di lantai sambil mendengarkan 'irama' hujan.

Ketika sedang seru-serunya memperhatikan Kang Ali yang menari diiringi 'irama' hujan, tiba-tiba orang tua saya yang baru pulang dari kantor, datang untuk menjemput. "Rumah kebanjiran," begitu katanya. Saya diajak pulang saat itu juga. Tentu saja, saya merasa sangat jengkel.

Setibanya di rumah, air sudah masuk ke setinggi mata kaki. Kami segera mengamankan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi. Semakin malam, hujan tidak juga kunjung berhenti. Air semakin bertambah hingga setinggi lutut. Rasa jengkel pun berubah menjadi rasa khawatir. Bagaimana kalau air terus naik sampai setinggi atap? Seperti yang biasa saya lihat di televisi. Saya tidak bisa berenang. Saya takut. Saya menangis. It's the worst birthday I've ever had :(

Saat itu saya berdoa. Saya tidak ingin apa-apa untuk ulang tahun saya. Saya tidak perlu hape. Saya juga tidak perlu kejutan dari sahabat-sahabat dan (mantan) pacar. Saya hanya ingin hujan segera berhenti. Saya hanya ingin banjir segera surut.

Thank God. Menjelang tengah malam, air mulai surut. Kami pun bisa mulai beristirahat. Keesokan paginya, saya terbangun dengan mata bengkak, sisa menangis semalam. Lalu... tadaaa sebuah hape yang masih berada di dalam kotaknya sudah tersimpan manis di atas meja belajar kamar saya. Nokia 3310 warna biru donker. Nomornya menggunakan XL, yang masih saya gunakan sampai sekarang, meskipun sudah berkali-kali ganti hape, bahkan pernah hilang juga.


Nokia 3310 (Sumber)
Alhamdulillah... Di hari ulang tahun saya, air banjir surut, dapat hadiah hape dari orang tua, serta dapat kejutan dari sahabat-sahabat dan (mantan) pacar juga. It's the best birthday I've ever had :)

Selalu di Hati
Namanya juga hape pertama, pasti berkesan sekali di hati. Selain ada cerita tak terlupakan di baliknya, hal-hal inilah yang selalu saya ingat dan saya rindukan dari hape pertama saya itu.


Udah ada kameranya juga loh :p (Sumber)
Casing
Casing-nya bisa diganti-ganti. Warna dan modelnya unyu-unyu. Saya biasanya menyesuaikan warna casing dengan warna pakaian hihihi...


Casing unyu-unyu (Sumber)
Snake 2
Games ini benar-benar ngangenin. Walaupun minimalis sehingga memainkannya tidak harus banyak mikir, tapi tetap seru karena membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Bikin kecanduan :D


Snake 2 (Sumber)
Akhirnya kerinduan saya terobati juga karena ternyata games klasik ini bisa di-download di Google Play Store. Lengkap dengan latar belakang hape-nya juga hohoho... Senangnya :))


Penampakan Snake 2 di hape android saya (Dok. Pribadi)
Ini cerita hape pertama saya. Mana ceritamu?


~~~



Tuesday, June 3, 2014

Jav 3 Tahun 5 Bulan

Dok. Pribadi
  • Paling anti sama yang namanya 'duduk'.
  • Kalau lagi pergi-pergi, enggak mau pulang.
  • Udah bisa jagain De Ata, adik sepupunya dari anak-anak lain :D
  • Lagi seneng main masak-masakan kaya Chef Juna hihihi...
  • Lagi seneng nongkrong di mobil, ya pagi, siang, sore...

Monday, June 2, 2014

Trip to Jogja #3: Jogja Memang Enggak Ada Habisnya

Sebelumnya, Trip to Jogja #2: Serunya Jalan-Jalan Keliling Jogja.

Hari terakhir di Jogja, rencananya cukup jalan-jalan ke tempat yang dekat-dekat saja. Pagi ke Taman Sari, siang ke undangan pernikahan, sore beli bakpia, terus malamnya pamit sama keluarga uak.

Ternyata, kakak sepupu yang diminta menemani beli bakpia, mempunyai waktu kosongnya pagi. Jadi sebelum ke Taman Sari, beli bakpia dulu deh.

Taman Sari
Saya penasaran sekali dengan tempat ini. Apalagi kalau melihat foto-foto teman-teman yang sudah pernah berkunjung ke sini, sepertinya indaaah sekali. Dan setelah melihat secara langsung, memang benar, tempat ini begitu memukau dengan keeksotisannya.

Pengetahuan saya tentang Taman Sari (juga tempat-tempat sejarah lainnya) sangatlah kurang. Yang saya tahu, Taman Sari ini merupakan tempat pemandian Sultan, istrinya, selir-selirnya, dan putri-putrinya. Beruntung, saat itu ada pemandu. Jadi kami berjalan mengelilingi Taman Sari sambil mendengar penjelasan dari Pak Pemandu.

Ada lapangan yang berfungsi sebagai tempat penyambutan dan hiburan berupa tari-tarian, ada bangunan yang berfungsi sebagai tempat berganti pakaian, ada ruangan tempat Sultan beristirahat, dan sebagainya. Yang paling seru sih, menara di mana Sultan dapat melihat istri dan selir-selirnya ketika mereka sedang mandi. Siapa yang dilempari bunga oleh Sultan, maka dialah yang terpilih untuk menemani Sultan pada malam itu. Syukurlah tradisi seperti itu hanya berlangsung hingga masanya Sultan Hamengku Buwono III saja :p

Klasik... (Dok. Pribadi)
Eksotis... (Dok. Pribadi)

Adem... (Dok. Pribadi)
Cantik... (Dok. Pribadi)
Segar... (Dok. Pribadi)

Taman Sari
Alamat: Jl. Taman, Kraton, Yogyakarta 
Harga Tiket: Rp 3.000
Buka: Setiap hari
Pk 08.00 - 14.00 WIB

Lava Tour Merapi
Karena beli bakpia sudah terlaksana di pagi hari, maka jadwal sore hari pun kosong. Masih ada waktu untuk jalan-jalan lagi. Kakak sepupu saya menawarkan, "Kenapa enggak ke Kaliurang?". "Off road?" tanya saya untuk memastikan. Kakak sepupu mengangguk. "Bukannya status Merapi sedang waspada?" tanya saya lagi. Kakak sepupu (yang bekerja di travel agent) hanya tertawa. Akhirnya setelah selesai menghadiri acara pernikahan tetangga, kami pun segera meluncur ke Kaliurang.

Awalnya sih agak pesimis bisa off road, karena di sepanjang Ring Road, hujan turun dengan sangat deras. Syukurlah ketika memasuki Jl. Kaliurang, hujan berangsur berhenti. Cuaca pun cerah kembali. Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa saya bisa kembali lagi menikmati sejuknya udara Kaliurang, dan serunya off road di sekitar Merapi. Meskipun tidak direncanakan, kesampaian juga off road bersama keluarga di sini :)

Walaupun ini merupakan kali yang kedua bagi saya. Namun Pak Wanto (supir jeep, sekaligus pemandu wisata, sekaligus fotografer) memberikan pengalaman yang berbeda. Karena belum salat, kami diajak Pak Wanto untuk salat di masjid yang baru dibangun di tempat relokasi pemukiman penduduk. Selain itu, kami juga diajak ke Green Canyon-nya Merapi. Subhanallah... Ternyata di Indonesia ada pemandangan seindah ini :D

Off road-nya? Seru dong... Ketika Pak Wanto membawa jeepnya menyusuri medan yang ekstrim, badan kami pun terhempas kesana-kemari di dalam jeep, termasuk Jav. Jav senang sekali diajak ber-off road ria. Dia ikut tertawa ketika jeep yang kami tumpangi melonjak-lonjak serta miring ke kanan dan ke kiri menaklukkan batu-batu besar, juga ikut berteriak ketika jeep tersebut menuruni jalan yang sangat curam.

Tapi pengalaman yang paling tak terlupakan yaitu ketika sore itu kami samar-samar mendengar suara alarm yang berkumandang di atas udara. Pak Wanto mematikan mesin mobil jeepnya (yang berisik) agar bisa mendengar suara itu dengan lebih jelas, sambil melihat ke arah puncak Merapi. Kami menanti penjelasan dari Pak Wanto dengan perasaan cemas.

Rupanya, karena status Merapi yang sedang 'waspada', maka sedang dilakukan uji coba pemasangan alarm. Fiuh! Tapi tetap saja suasananya terasa begitu mencekam. Saya membayangkan bagaimana rasanya apabila Merapi benar-benar mengeluarkan uap panasnya, lalu kami berusaha secepat mungkin menuju ke tempat yang aman bersama dengan penduduk lainnya. Merinding... Pak Wanto berkata bahwa kami beruntung bisa merasakan pengalaman itu (meskipun hanya uji coba).

Setelah kejadian itu, kami pun segera kembali ke Kaliurang. Bukan karena khawatir dengan kondisi Merapi, tapi karena kami harus segera kembali ke rumah keluarga uak untuk pamit dan sudah harus stand by di Stasiun Tugu pukul delapan malam. Saatnya pulang :p

Tempat relokasi pemukiman penduduk (Dok. Pribadi)
Ada peternakan sapinya juga (Dok. Pribadi)
Green Canyon-nya Merapi... (Dok. Pribadi)
Batu Alien (Dok. Pribadi)
Asyik... (Dok. Pribadi)
Kaliurang Adventure
Telepon: 081392188771
Biaya: Mulai Rp 300.000

Sunday, June 1, 2014

Ceker Setan

Dok. Pribadi
Siapa yang suka ceker? Saya sih enggak suka. Tapi tergila-gila! Hihihi... Bagi sebagian orang, ceker mungkin menjijikkan. Padahal makanan yang teksturnya lembut dan tipis ini mempunyai banyak manfaat loh. Diantaranya, menjaga kecantikan kulit karena banyak mengandung kolagen, serta baik untuk kesehatan tulang dan gigi karena banyak mengandung kalsium.

Beberapa hari terakhir ini saya pengeeen banget Ceker Setan. Apaan tuh? Ceker ayam yang dimasak dengan bumbu pedas. Bukan sembarang bumbu pedas, karena efek pedasnya bisa membuat siapapun yang memakannya merasa seperti dicakar-cakar setan. Oke, mungkin saya terlalu berlebihan hihihi... Tapi kurang lebih ya begitulah :p

Dok. Pribadi
Makanya kemarin-kemarin saya enggak berani bikin Ceker Setan, soalnya sedang kejar tayang bayar puasa Ramadhan tahun kemarin heuheu... Jadi harus jaga kesehatan pencernaan.

Akhirnya hari ini kesampaian juga bikin Ceker Setan. Ada yang mau bikin juga? Ini resepnya.

Dok. Pribadi
Bahan:
  • 500 gr ceker ayam, rebus (kalau saya pakai panci presto)
  • 2 batang serai, memarkan
  • 2 cm jahe, memarkan
  • 2 lembar daun jeruk
  • 2 lembar daun salam
  • Air sisa rebusan ceker, secukupnya
  • Garam, secukupnya
  • Merica, secukupnya
  • Kecap manis, sesuai selera
Bumbu yang Dihaluskan:
  • 4 siung bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 3 buah cabai merah
  • 5 buah cabai rawit merah (domba)
Cara Membuat:
  • Tumis bumbu halus, serai, jahe, daun jeruk, dan daun salam.
  • Masukkan ceker, lalu aduk rata.
  • Tambahkan air.
  • Masukkan garam, merica, dan kecap manis.
  • Masak hingga bumbu meresap dan air menyusut.
  • Hidangkan selagi hangat.
Dok. Pribadi
Hmmm... Agak kecewa, karena ternyata pedasnya hanya seperti digaruk-garuk setan, enggak sampai seperti dicakar-cakar setan :p Tapi kata suami sih udah cukup, kalau lebih pedas lagi, khawatir penyakit maag saya kambuh :)