Thursday, March 15, 2012

Jaga Kesehatan Bunda untuk Keluarga

Ini adalah pengalaman pribadi saya. Seorang ibu rumah tangga dengan satu anak yang sangat peduli dengan kesehatan keluarganya. Sebagai seorang perempuan, saya sadar bahwa saya harus menjaga kesehatan bahkan dari jauh-jauh hari sebelum menjadi seorang ibu.

Menjaga kesehatan sebelum hamil
Janin yang sehat tentu harus tumbuh di rahim seorang calon ibu yang sehat. Maka dari itu, sebelum menikah, saya dan pasangan melakukan premarital check-up. Fungsi premarital check-up selain untuk mengetahui penyakit genetik, juga untuk memastikan kondisi dan kesiapan tubuh calon ibu agar bisa menjadi media yang sehat bagi pertumbuhan janin. Tes ini berguna untuk mengetahui apakah calon ibu mengalami suatu infeksi yang bisa mempengaruhi kesehatan janin seperti TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalo, dan Herpes) dan Hepatitis B. Infeksi ini berbahaya karena dapat menular ke janin dan akan menyebabkan kelainan/cacat pada bayi. Tentu saya dan pasangan mengharapkan bayi yang sehat dan normal, maka dari itu, jika terinfeksi virus-virus tadi, harus dilakukan pengobatan dan sebaiknya menunda kehamilan terlebih dahulu. Syukurlah hasil tes menunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan kesehatan kami, jadi kehamilan pun tidak perlu ditunda.

Menjaga kesehatan saat hamil
Alhamdulillah, saya hamil sebulan setelah menikah. Masa kehamilan menjadi saat yang menyenangkan dalam hidup saya. Tidak ada keluhan yang berarti, kecuali mual saat mencium wangi makanan tertentu. Saya yang hobi jajan, semenjak hamil tentu harus menghentikan kebiasaan tersebut. Saya pun rutin mengkonsumsi makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi saya dan janin, juga untuk mempersiapkan produksi ASI. Saya beruntung mempunyai suami yang sangat menyukai buah-buahan, dan menularkannya pada saya. Buah dan jus menjadi cemilan favorit saya sebagai pengganti jajanan. Tidak lupa saya pun rajin menjaga kebugaran tubuh dengan jalan pagi dan senam hamil, sehingga dapat mengurangi beberapa keluhan pada kehamilan seperti kram dan pegal.

Menjaga kesehatan saat menyusui
Setelah melahirkan, saya masih terus menjaga asupan makanan bergizi. Saya ingin memberikan ASI Eksklusif untuk anak saya, karena ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi saya sampai dia berumur enam bulan. Tidak ada makanan khusus yang disarankan untuk ibu menyusui, semua jenis makanan sehat juga makanan apapun yang saya suka dan dapat membuat bahagia, saya konsumsi agar produksi ASI lancar dan berkualitas. Syukurlah anak saya lulus ASI Eksklusif sampai enam bulan. Sekarang saatnya melanjutkan dengan memberikan MPASI homemade, sehat, dan bervariasi untuk anak saya.

Selesai? Belum
Sebagai seorang ibu, saya sadar bahwa kesehatan suami dan anak berawal dari makanan yang saya sediakan. Maka dari itu dalam hal ini saya selalu mementingkan asupan makanan sehat untuk mereka. Suami dengan aktivitasnya yang padat dan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan membutuhkan makanan yang sehat dan bergizi. Inilah kesalahan saya, saya terlalu mementingkan kesehatan mereka tanpa memperhatikan kesehatan diri saya sendiri. Karena anak saya sudah diberi MPASI, saya menganggap bahwa kebutuhan gizi anak saya tidak lagi 100% dari ASI, sehingga saya mulai agak nakal, tidak menjaga asupan makanan bergizi dan mulai jajan lagi. Tanpa diiringi dengan olah raga secara teratur, daya tahan tubuh saya menjadi lemah dan akhirnya saya pun sakit tifus.

Terpaksa saya menghentikan pemberian ASI untuk anak saya karena saya harus mengkonsumsi antibiotik yang tidak aman untuk ibu menyusui. Sedangkan antibiotik yang aman untuk ibu menyusui, saya alergi. Anak saya mendapatkan susu formula sebagai pengganti ASI selama saya sakit. Saya merasa sangat bersalah karena tidak memberikan ASI kepada anak saya sebagai haknya. Saya juga merasa menjadi ibu yang tidak bertanggungjawab karena tidak menjaga kesehatan. Mendengar anak saya selalu menangis minta ASI selama dua minggu dan diikuti nursing strike setelahnya (syukurlah hanya satu hari) membuat saya sangat terpukul. Belum lagi kerepotan yang harus suami dan orang tua saya alami karena saya sakit.

Kejadian ini membuat saya sadar bahwa kesehatan suami dan anak itu penting, tapi kesehatan saya lebih penting lagi. Bagaimana mereka bisa sehat, kalau saya sebagai istri dan ibu yang bertugas menjaga kesehatan mereka justru sakit. Saya jadi ingat kalimat ibu saya sewaktu saya masih kecil, "Seorang ibu tidak boleh sakit..". Sekarang setelah merasakan sendiri, saya baru mengerti maksud kalimat ibu saya tersebut. Tugas seorang ibu begitu berat dan tidak tergantikan, mulai dari mengurus anak, menyiapkan makan, membereskan rumah, dan lain-lain. Jadi, kesehatan seorang ibu berpengaruh pada kesehatan dan aktivitas seluruh anggota keluarga.

Menjaga kesehatan setiap saat
Kini, selain fokus pada kesehatan anak dan suami, saya pun menjaga kesehatan diri saya sendiri. Sebagai panduan dasar, saya menggunakan Harvard's New Guide to Healthy Eating  dalam menciptakan pola makan dan gaya hidup sehari-hari:
  1. Setengah bagian piring diisi dengan sayur dan buah , seperempat bagian diisi dengan serealia, dan seperempat bagian lain dengan protein.
  2. Minum air putih
  3. Olah raga secara teratur

Untuk poin pertama, tidak ada masalah. Begitu juga dengan poin kedua, saya rutin minum air putih minimal delapan gelas per hari. Tapi poin yang ketiga agak sulit. Jadwal harian yang penuh dengan rutinitas mengurus anak, menyiapkan makan, membereskan rumah, dan lain-lain membuat saya merasa mempunyai tenaga dan waktu yang sangat terbatas. Untung suami mendukung dan mengingatkan saya agar selalu menyempatkan diri untuk olah raga setiap hari.

Ketiga poin di atas, perlu didukung dengan pengetahuan yang memadai mengenai kesehatan keluarga. Sekarang ini sudah banyak informasi baik dari televisi maupun internet mengenai gizi dan nutrisi. Kita dapat dengan mudah mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada suatu makanan atau pun resep masakan sehat dan bervariasi. Nutrisi untuk Bangsa merupakan salah satu sumber pengetahuan saya mengenai kesehatan keluarga. Dan terakhir, untuk menciptakan pola hidup sehat tentu memerlukan lingkungan yang bersih dan sehat. Semoga dengan usaha yang optimal, menghasilkan pola hidup sehat. Demi kesehatan saya dan kami sekeluarga.  

Ayo bunda jaga kesehatan demi keluarga tercinta. Ayo para suami, dukung istrinya, untuk kesehatan seluruh anggota keluarga.

~~~~~

Tulisan ini diikutkan pada “Lomba Blog NuB”.

No comments :

Post a Comment