Friday, January 29, 2010

Cemburu..

Perempuan itu duduk di pinggir lapangan. Hari itu adalah hari ulang tahunnya. Tapi dia tidak merasa bahwa hari itu adalah hari yang istimewa.

Sepanjang hari itu dia memang tidak mengharapkan sesuatu yang istimewa, dia lebih banyak menghabiskan waktu menyiapkan materi presentasi yang akan dia presentasikan besok lusa dalam sebuah seminar. Seminar yang membuatnya sangat gugup karena ini adalah pengalaman seminar internasional pertamanya.

Menjelang sore, seorang lelaki datang ke rumahnya, tanpa membawa hadiah. Perempuan itu tersenyum bahagia menyambutnya, karena kedatangan lelaki itu untuk menemani harinya merupakan hadiah paling indah. Dia sangat senang karena lelaki itu akhirnya bersedia menyediakan waktu untuk menemani dirinya, yang biasanya dihabiskan untuk melakukan olah raga kesukaannya.

Namun ternyata dia salah, lelaki itu tetap melakukan olah raga kesukaannya. Dia kecewa, tetapi lelaki itu berjanji hanya akan bermain setengah permainan. Dia mencoba menerimanya.

Dan sekarang, setelah setengah permainan selesai, lelaki itu masih bermain di tengah lapangan. Perempuan itu duduk di pinggir lapangan, perasaannya remuk redam. Kecewa, sedih, marah semuanya menjadi satu. Sebelum bermain, lelaki itu berjanji untuk tidak terlambat mengantarnya ke stasiun. Ya, seminar itu dilaksanakan di luar kota. Dia tahu bahwa apabila lelaki itu bermain satu permainan penuh pun dia tidak akan terlambat. Tapi yang dia inginkan bukan tidak terlambat sampai di stasiun, tapi makan malam bersama dengan lelaki itu sebelum dia pergi. Dan lelaki itu lebih memilih olah raga kesukaannya daripada makan malam dengannya.

Selama ini, meskipun dia selalu cemburu dengan hobi lelaki itu, dia berusaha untuk tidak pernah menghalangi lelaki itu melakukan hobinya. Dia selalu ingin lelaki itu bahagia. Namun sekarang dia tidak dapat menahan perasaannya, perasaan cemburu yang mendalam karena di hari ulang tahunnya pun dia tidak pernah menjadi prioritas bagi lelaki itu.

Di pinggir lapangan, sambil menahan agar butiran bening dari matanya tidak tumpah, akhirnya dia menyalahkan dirinya sendiri. Bahwa dia belum mampu memahami lelaki itu apa adanya. Memahami kelebihan dan kekurangannya. Memahami kecintaan lelaki itu pada hobinya. Memahami bahwa hobinya lebih penting daripada dirinya. Dia berdoa semoga seiring berjalannya waktu, dia bisa mencintai lelaki itu apa adanya, lelaki yang empat bulan lagi akan menikahinya.

No comments :

Post a Comment